Budi Sugiharto - detikSurabaya
Surabaya - Teknologi Multiple Input, Multiple Output (MIMO) dinilai mampu menjawab solusi berkembangnya teknologi broadband di Indonesia.
Akses broadband yang masih didominasi pemakaian fiber optic dianggap memiliki banyak kelemahan, seperti biaya instalasi tinggi serta hampir tidak memungkinkan digunakan secara mobile.
Kekurangan itulah yang memicu munculnya mobile broadband dengan kemampuan transfer rate besar dan mobilitas tinggi yang akhirnya diikuti dengan kelahiran MIMO.
Teknologi arsitektur MIMO dengan channel bandwidth yang lebih lebar menawarkan peluang menciptakan pendekatan yang sangat powerful dan cost effective untuk meningkatkan kemampuan transfer melalui udara.
Menangkap perkembangan tersebut, Spectrum Indonesia (Spectrumindo) mengajak pelaku dan pengamat IT Surabaya untuk mengenali dan merasakan dahsyatnya teknologi MIMO.
Dalam seminar interaktif UBiQuiTi yang juga menghadirkan pakar IT Onno W. Purbo di Town Square Suite Hotel, Surabaya, Kamis (17/3/2011), Direktur Spectrumindo Teguh Wijaya menyatakan MIMO lebih banyak keungggulannya dibanding a/b/g setelah melalui ujicoba.
Daya tembus MIMO terhadap penghalang katanya jauh lebih baik, jangkauannya lebih luas serta dapat mengenali gelombang radio dari adaptor WiFi 802.11a/b/g.
"Menghasilkan transfer rate hingga 300Mbps," terang Teguh.
Teguh juga menyarankan bagi yang ingin membangun infrastruktur jaringan komputer di kantor atau di rumah, ada baiknya memakai piranti wireless berteknologi MIMO.
"Ini demi keandalan jaringan wireless Anda. Karena MIMO meningkatkan kinerja jaringan wireless dari kecepatan dan jangkauannya. Akan lebih optimum lagi jika kedua ujung piranti juga mengaplikasikan MIMO," imbuhnya.
Penjelasan tersebut diperkuat Onno W. Purbo yang dikenal instruktur WirelessU (Wireless University) asal Indonesia. Ia menjelaskan basic MIMO yaitu penggunaan multipe antena baik di pemancar (transmitter) dan juga di penerima (receiver) untuk meningkatkan performa konektifitas wireless.
"MIMO banyak digunakan dalam teknologi komunikasi wireless karena mempunyai kemampuan signifikan dalam meningkatkan transfer data melalui udara tanpa adanya tambahan penguat sinyal," beber Onno.
Di sela-sela penjelasannya, Onno juga melakukan Live Demo MIMO, serta melakukan komparasi dengan a/b/g. Teknologi IEEE 802.11n ini dibuat berdasarkan 802.11 dengan menambahkan MIMO dan operasi Channel-bonding/40 Mhz pada layer Physical, dan aggregasi frame pada layer MAC.
"Dua keuntungan penting dari 802.11n adalah keragaman antena dan multiplexing spatial. Teknologi MIMO mengandalkan sinyal yang dipantulkan dari berbagai arah, yang oleh teknologi tradisional justru menjadi sumber interferensi," jelasnya.
Kemampuan MIMO lainnya yaitu Spatial Division Multiplexing (SDM). SDM melakukan multiplexing secara spatial beberapa stream data independent, secara simultan di transfer didalam satu spectral channel bandwidth.
"MIMO SDM dapat secara signifikan menaikkan aliran data seiring naiknya jumlah stream data yang berserakan namun tetap bisa digabungkan kembali," kata dia.
Sebagai Master Dealer UBiQUiTi, Spectrum Indonesia juga memperkenalkan beberapa jenis perangkat jaringan andal seperti NanoStation M5, NanoStation M2, NanoBridge, AirGrid, PicoStation.
"Fitur-fitur pada produk ini dapat diandalkan untuk penggunaan beban jaringan sekelas ISP. Selain itu, harga yang ditawarkan lebih terjangkau dibanding perangkat seperti Wimax, namun dengan kemampuan dan dukungan purna jual yang jempolan," ungkap Teguh.
(gik/gik)
sumber: http://surabaya.detik.com/read/2011/03/17/163530/1594781/466/teknologi-mimo-menjawab-era-mobile